Ada Seorang ibu rumah tangga usia 40 tahun. Sering batuk. Kebetulan memiliki rimayat bronkitis. Begitu batuk, bisa sampai berbulan-bulan. Batuk yang di alami cukup parah (sampai ngekel), dada sakit, buat tidur kayak ngigau, nafas ngos-gosan, bahkan sampai ngompol. Bagaimana cara mengatasinya ?

Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran napas yang disebut bronkus. Radang dapat berupa produksi lendir berlebihan pada saluran napas, sehingga menyebabkan batuk berdahak dalam waktu lama dan berulang. Bronkitis dapat disebabkan infeksi virus atau bakteri, penyakit gastroesofageal refluks, serta paparan zat iritan tertentu seperti asap rokok, debu, atau polutan lainnya. Gejala bronkitis antara lain batuk berdahak maupun kering, demam ringan, rasa berat dan tidak nyaman di dada, hingga bunyi napas mengi atau 'ngik' setelah batuk.

Untuk mengurangi gejala bronkitis yang dirasakan, dokter pada umumnya akan memberikan obat untuk menekan rasa batuk (antitusif), pengencer lendir di saluran napas (ekspektoran), pereda panas apabila pasien nyeri, bronkodilator, serta antibiotika apabila dijumpai tanda infeksi bakteri. Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien untuk menghindari paparan zat iritan yang menjadi penyebab munculnya batuk.

Beberapa hal berikut untuk meringankan gejala batuk:

• Menggunakan pelembap udara (air humidifiel). Udara kering cenderung menyebabkan rasa tidak nyaman di saluran napas yang akhirnya memicu batuk, sehingga penggunaan air humidifierdapat membantu meringankan gejala batuk pada pasien. Udara hangat juga dapat membuat dahak lebih encer, sehingga tidak menyumbat napas.
• Menghindari stres yang menyebabkan produksi asam lambung berlebih. Bronkitis juga dapat disebabkan oleh penyakit gastroesofageal refluks, sehingga produksi asam lambung yang berlebihan akan memicu gejala batuk pada pasien.
• Melakukan rehabilitasi pernapasan dengan terapis. Sebagian pasien mungkin memerlukan sesi terapi untuk mengoptimalkan fungsi pernapsan yang terganggu akibat gejala bronkitis yang dideritanya.

Oleh : dr. Nisa Karima dokter Klinik Ummat Solo Peduli
Sumber : Majalah Keluarga Hadila Edisi 185
Foto : istockphoto zaden zigic